A.
Pengertian Akhlaqul Karimah
Akhlak ialah instuisi yang bersemayam di hati
tempat munculnya tindakan-tindakan suka rela, tindakan yang benar atau yang
salah. Menurut tabiatnya, instuisi tersebut siap menerima pengaruh pembinaan
yang baik, atau pembinaan salah kepadanya. Jika instuisi tersebut dibina untuk
memilih keutamaan, kebenaran, cinta kebaikan, cinta keindahan, dan benci
keburukan, maka itu menjadi trade-mark-nya dan perbuatan-perbuatan baik muncul
daripadanya dengan mudah. Itulah akhlak yang baik, misalnya akhlaq lemah
lembut, akhlaq sabar, akhlaq dermawan, akhlaq berani, akhlak adil, akhlak
berbuat baik, dan lain sebagainya dariakhlak-akhlak yang baik, dan
penyempurnaan diri.
Sebaliknya, jika instuisi tersebut
disia-siakan, tidak dibina dengan pembinaan yang proporsional, bibit-bibit
kebaikan di dalamnya tidak dikembangkan, dan dibina dengan pembinaan yang buruk
hingga keburukan menjadi suatu yang dicintainya, kebaikan menjadi sesuatu yang
dibencinya, dan perbuatan serta perkataan buruk, misalnya berkhianat, bohong,
keluh-kesah, rakus, kasar, dengki, jorok, dan lain sebaginya.
Akhlakul karimah merupakan manivestasi keimanan dan keislaman
paripurna seorang Muslim. Akhlakul karimah dalam pengertian luasnya ialah
perilaku, perangai, ataupun adab yang didasarkan pada nilai-nilai wahyu
sebagaimana dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW. Akhlakul karimah terbukti
efektif dalam menuntaskan suatu permasalahan serumit apa pun.
B.
Kiat Menggapai Akhlaqul Karimah
Sesungguhnya kemuliaan akhlak itu terwujud dengan memberikan apa
yang dipunyai kepada orang lain, menahan diri sehingga tidak menyakiti, dan
menghadapi gangguan atau tekanan dengan penuh kesabaran. Hal itu akan bisa
digapai dengan membersihkan jiwa dari sifat-sifat rendah lagi tercela dan
menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji. Simpul kemuliaan akhlak itu adalah:
kamu tetap menyambung hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu,
memberikan kebaikan kepada orang yang tidak mau berbuat baik kepadamu, dan
memaafkan kesalahan orang lain yang menzalimi dirimu.
Banyak cara yang dapat dilakukan seseorang
untuk menjadi insan yang berakhlak mulia, beberapa diantaranya terdiri dari
satu pemahaman inti dan tiga langkah konkret yaitu : pahami secara mendasar
nilai-nilai akhlakul karimah sebagaimana dicontohkan oleh Rosulullah SAW.
Ajarkan kepada orang lain dalam setiap kesempatan mengenai akhlakul karimah
tersebut. Secara sistemtik dan sungguh-sungguh menerapkan/melaksanakan hal-hal
yang dipahami tersebut dalam kehidupan sehari-hari, dimulai dari hal-hal kecil
dan sederhana pada lingkungan yang paling dekat bersifat privat, serta
segerakan mulai dari saat ini.
Dengan pemahaman dan langkah-langkah tersebut
diharapkan dapat tercipta suatu kebiasaan yang pada akhirnya bila kita lakukan
secara konsisten maka akan terbentuk karakter/integrasi akhlakul karimah
dalamdiri kita, dan mampu menjawab problematika yang sedang diderita umat saat
ini, baik permasalahan social, politik maupun ekonomi dalam kehidupan kita
sehari-hari di lingkungan, masyarakat maupun negara.
C.
Akhlak-Akhlak Terpuji
1.
Orang
yang baik adalah orang yang baik akhlaknya
Kriteria Orang
Baik
Nabi Muhammad
SAW. Diutus Allah unuk mrnyrmpurnakan Akhlak manusia. Beliau lahir dan tumbuh
di masyarakat Arab jahiliyah yang berakhlak buruk dan tidak beradab Rasulullah
SAW. Diutus untuk mengajar dan mendidik masyarakat agar berakhlak sesuai dengan
ajaran Islam, akhlak yang baik menurut Islam antara lain; sabar, mawas diri,
hormat terhadap orang tua, slalu menjaga tali silaturahmi teguh pendirian,
jujur, simpati, dan rela berkorban,
Rasulullah
mengajar dengan memberi teladan, apapun yang Allah perintahkan, pastilah
Rasulullah yang melakukan pertama kali. Selain itu Rasulullah mengajar umatya
dengan pembiasaan.
Sebagai uamtnya
kita harus bias mengikuti Akhlak Rasulullah SAW. Namun jika kita ingin menjadi
sesempurna beliau memang sulit, akan tetapi kita bisa meneladaninya dengan
bertahap dan perlahan-lahan. Yang penting kita kontinu atau istiqamah.
Rasulullah berkata bahwa ia amat menyayangi mereka yang berakhlak baik.
"Nabi SAW.
Berkata: "orang yang paling ku sayangi adalah orang yang memiliki Akhlak
yang baik."
Disamping itu
juga Rasulullah mengatakan bahwa akhlak yang baik mencerminkan keimanan
seseorang, orang yang imannya paling sempurna adalah yang akhlaknya baik.
عن عبدالله بن عمر العاص رضي الله عنهما قال: لم
يكن رسول الله صلعم. فاحشة ولا متفاحشا وكان يقول: إن من خياركمأحسنكم أخلاقا
(متفق عليه
"Abdullah
bin Ash R.A berkata: Akhlak Rasulullah bukanlah orang yang keji dan bukan orang
yang jahat, bahkan dia bersabda "sesungguhnya orang yang paling baik
diantara kalian adalah yang paling baik budi pekertinya." (H.R. Bukhari
dan Muslim)
Akhlak
adalah perangai seseorang yang tercermin dalam perkataan dan perbuatan. Adapun
sebagian tanda orang yang memiliki akhlak yang baik, antara lain;
1.
Berbicara dengan kata-kata yang
baik, baik kepada Orang tua/keluarga ataupun tetangganya. Melindungi dan
menghormati orang tua, senang melakukan silaturrahmi, dan senang membantu orang
lain terutama orang tuanya.
2.
Tidak menyakiti tetangga, tidak
mengambil hak orang lain, tidak meneyebarkan aib orang lain, mampu memelihara
amanat (rahasia) yang meneyebakan orang lain atau dirinya malu.
3.
Selalu membina tali persaudaraan,
senang tolong menolong (gotong royong), selalu waspada terhadap sesuatu yang
merugikan orang lain dan dirinya, berlaku adil dan bijaksana terhadap hukum dan
kesenangan, serta berlomba-lomba dalam melakukan perbuatan baik.
4.
Memberikan dan mengucapkan salam
dengan hormat, dan tidak berbicara yang bukan mengenai dirinya dengan
berlebihan, tidak berbicara tentang masalah kepada orang lain pada saat yang
tidak tepat, selalu memaafkan kesalahan orang lain, dan menjauhkan diri dari
perkataan (omong) kosong.
2.
Orang
yang paling berhak untuk dihormati
• عن أبي هريرة
رضي اللهُ عَنْهُ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى
رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم، فقال يا رسولَ اللهِ: مَنْ أَحَقُّ بِحُسْنِ
صَحَابَتِي؟ قالَ: أُمَكَ، قالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قالَ: أُمُّكَ، قالَ: ثُمَّ مَنْ؟
قالَ: أُمُّكَ، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أَبُوْكَ. (رواه البخاري ومسلم)
Artinya: Abu Hurairah berkata: “seseorang datang kepada Rasulullah
Saw. dan berkata: Ya Rasulullah, siapakah yang paling berhak aku layani
(dampingi)? Nabi menjawab: “ibumu”. Orang itu lalu bertanya: “Lalu siapa”.
Jawab Nabi: “Ibumu!”. Lalu siapa, tanya orang itu. Jawab Nabi: “Ibumu!”.
Kemudian siapakah? Jawab Nabi: “Ayahmu!” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Ibu adalah orang yang telah mengandung dan melahirkan kita serta
memelihara dan mengasuh kita dengan segala kasih sayang tanpa memikirkan untung
dan rugi. Sepantasnya beliau haruskita hormati dengan penuh khidmat. Begitu
pentingnya seorang ibu, sehingga sampai tiga kali Rasulullah menekankan bahwa
ibu lebih berhak menerima penghormatan dari ank-anaknya. Ini bukan berarti ayah
dan oreang tua serta saudara-saudara yang lain tidak berhak dihormati, namun
yang lebih dahulu adalah ibu, baru ayah dan yang lebihh dekat dari itu, baru
yang lain. Juga begitu penting seorang ibu, sehingga Rasulullah saw. pernah
menegaskan bahwa: Syurga itu ada dibawah telapak kaki para ibu. Kita wajib
menghormati dan mencintai serta menyayangi ibu jjuga ayah kita, sebab keridhaan
Allah terletak pada keridhaan kedua orang tua kita, sedangkan murka
Allah pun terletak pada keduanya, khusus nya ibu , sebab doa ibu sangat maqbul,
sekalipun doa itu merupakan kutukan. Kita ingat beberapa kisah yang pernah
terjadi akibat durhaka pada ibu, seperti kisah Juraij dan sebagainya.
3.
Kejujuran membawa kepada kebajikan
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رضيَ اللهُ عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال:
إنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إلَى البِرِّ، وَإنَّ البِرَّ يَهْدِي إلى الجَنَّة،
وَإنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُوْنَ صِدِّيْقًا، وَإنَّ الكَذِبَ يَهْدِي
إلى الفُجُوْرَ، وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِي إلى النارِ، وإنَّ الرَّجُلَ
لَيَكْذِبَ حَتَّى يَكْتُبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا (رواه البخاري ومسلم)
Artinya: “Abdulah ibn Mas’ud ra. Berkata: Nabi Saw. Bersabda:
“Sesungguhnya benar/kejujuran itu membawa kebaikan, dan kebaikan itu
mengantarkan ke surga, dan seorang yang
berlaku benar sehingga tercatat di sisi Allah sebagai seorang yang sangat
jujur. Sebaliknya, dusta membawa kepada kecurangan/perbuatan lacur, sedangkan
kecurangan itu mengantarkan ke neraka. Dan seorang itu berdusta sehingga
tercatat di sisi Allah sebagai pendusta (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Makna hadits: Kejujuran termasuk dari sifat-sifat yang terpuji,
Jujur adalah sikap yang sesuai antar perkataan dan perbuatan dengan yang
sebenarnya. Apa yang diucapkan memang itulah yang sesungguhnya dan apa yang
diperbuat itulah yang sesungguhnya yang diinginkan untuk diperbuat, Allah
memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk senantiasa jujur.
Rasulullah menganjurkan dan menerangkan keutamaan berbuat jujur didalam
banyak hadits. Dalam hadits di atas, Nabi menerangkan pada kita bahwasanya
kejujuran itu membuka pintu-pintu kebaikan bagi kaum muslimin yang akan
memasukkan pelakunya kedalam surga. Sedangkan orang-orang yang senantiasa
berlaku jujur dalam perkataanya dan perbuatannya, maka akan dicintai oleh Allah
dan manusia. Lawan dari kejujuran adalah dusta yang Allah telah melarang kita
darinya. Rasulullah juga telah melarang kita darinya. Sungguh dalam
hadits ini Nabi telah menjelaskan kepada kita bahwa kedustaan akan
menjerumuskan pelakunya kedalam maksiat yang akan memasukan pelakunya kedalam
neraka. Sedangkan orang-orang yang terbiasa melakukan perbuatan dusta, maka dia
akan digolongkan sebagai orang-orang pendusta dan termasuk yang berhak mendapat
siksa dari Allah. Perbuatan dusta akan menjadikan pelakunya dibenci oleh Allah
dan dibenci oleh makhluk-Nya. Maka hendaklah kita berperilaku jujur dengan
menjauhi perbuatan dusta agar mendapat ridha dari Allah dan dimasukkan ke dalam
surga.
Faedah Yang Bisa Diambil dari Hadits:
1.
Kejujuran termasuk
akhlak terpuji yang dianjurkan oleh Islam.
2.
Diantara petunjuk Islam
hendaknya perkataan orang sesuai dengan isi hatinya.
3.
Jujur merupakan
sebaik-baik sarana keselamatan di dunia dan akhirat.
4.
Seorang mukmin yang
bersifat jujur dicintai di sisi Allah Ta’ala dan di sisi manusia.
5.
Membimbing rekan lain
bahwa jujur itu jalan keselamatan di dunia dan akhirat.
6.
Menjawab secara jujur
ketika ditanya pengajar tentang penyebab kurangnya melaksanakan kewajiban.
7.
Dusta merupakan sifat
buruk yang dilarang Islam.
8.
Wajib menasihati orang
yang mempunyai sifat dusta.
9.
Dusta merupakan jalan
yang menyampaikan ke neraka.
4.
Berbuat
baik dengan tetangga
•
عن أبي شُرَيْحٍ العَدْوِي قالَ: سَمِعَتْ أذناي وأبصرتْ عَيْنَايَ حِيْنَ تَكَلَّمَ
النَّبي صلى الله عليه وسلم، فقالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنث بِاللهِ واليومِ الآخرِ
فَلْيُكْرِمُ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ باللهِ واليومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ
ضَيْفَهُ جَائِزَتَهُ“، قالَ وَمَا جَائِزَتُهُ يا رسولَ اللهِ؟ قال: يومٌ وليلةٌ،
والضِّيافةُ ثلاثةُ أيَّامٍ، فَمَا كَانَ وَرَاءَ ذلك فَهُوَ صَدَقَةٌ عَليْه،
ومَنْ كَانَ يُؤْمِنُ باللهِ واليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ
لِيَصْمُتْ“ (رواه البخاري ومسلم)
Abu Syuraih al-Adawi ra. berkata: telah mendengar kedua telingaku, juga
telah melihat kedua mataku ketika Nabi Saw. Bersabda: ”Siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir hendaklah menghormati tetangganya. Dan siapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, maka harus menghormati tamu jaizahnya.
Sahabat bertanya: apa jaizahnya itu ya Rasul? Nabi menjawab: “Jaizahnya itu
ialah hidangan jamuan pada hari pertama (sehari semalam). Dan hidangan untuk
tamu itu tiga hari, yang selebihnya itu dianggap sebagai shadaqah. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir , maka harus berkata baik atau diam (al-Bukhari dan Muslim)
Dalam kehidupan
sosial, tetangga merupakan orang yang yang secara fisik paling dekat jaraknya dengan tempat tinggal kita. Dalam tatanan hidup bermasyarakat, tetangga merupakan lingkaran kedua setelah rumah tangga, sehingga corak sosial suatu lingkungan masyarakat sangat diwarnai oleh kehidupan pertetanggaan. Pada masyarakat pedesaan, hubungan antar tetangga sangat kuat hingga melahirkan norma sosial. Demikian juga pada lapisan masyarakat menengah kebawah dari masyarakat perkotaan, hubungan pertetanggaan masih sekuat masyarakat pedesaan. Hanya pada lapisan menengah keatas, hubungan pertetanggaan agak longgar karena pada umumnya mereka sangat individualistik.
Tradisi ke Islaman memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pembentukan norma-norma sosial hidup bertetangga. Adanya lembaga salat berjamaah di masjid atau mushalla, baik harian lima waktu, mingguan Jum''atan maupun tahunan Idul Fitri dan Idul Adha cukup efektip dalam membentuk jaringan pertetanggan. Demikian juga tradisi sosial keagamaan, seperti tahlilan, ratiban, akikah, syukuran, lebaran dan sebagainya sangat efektip dalam mempertemukan antar
tetangga.Tentang betapa besarnya makna tetangga dalam membangun komunitas tergambar pada hadis Nabi yang memberi petunjuk agar sebelum memilih tempat tinggal hendaknya lebih dahulu mempertimbangkan siapa yang akan menjadi tetangganya, al jaru qablad dar, bahwa faktor tetanga
itu hams didahulukan sebelum memilih tempat tinggal.
Selanjutnya akhlak bertetangga diajarkan sebagai berikut:
(a) Melindungi rasa aman tetangga. Kata Nabi, ciri karakteristik
seorang muslim adalah, orang lain (tetangga) terbebas dari
gangguannya, baik gangguan dari kata-kata maupun dari perbuatan fisik.
(b) Menempatkan tetangga (yang miskin) dalam skala prioritas
pembagian zakat.
Tradisi ke Islaman memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pembentukan norma-norma sosial hidup bertetangga. Adanya lembaga salat berjamaah di masjid atau mushalla, baik harian lima waktu, mingguan Jum''atan maupun tahunan Idul Fitri dan Idul Adha cukup efektip dalam membentuk jaringan pertetanggan. Demikian juga tradisi sosial keagamaan, seperti tahlilan, ratiban, akikah, syukuran, lebaran dan sebagainya sangat efektip dalam mempertemukan antar
tetangga.Tentang betapa besarnya makna tetangga dalam membangun komunitas tergambar pada hadis Nabi yang memberi petunjuk agar sebelum memilih tempat tinggal hendaknya lebih dahulu mempertimbangkan siapa yang akan menjadi tetangganya, al jaru qablad dar, bahwa faktor tetanga
itu hams didahulukan sebelum memilih tempat tinggal.
Selanjutnya akhlak bertetangga diajarkan sebagai berikut:
(a) Melindungi rasa aman tetangga. Kata Nabi, ciri karakteristik
seorang muslim adalah, orang lain (tetangga) terbebas dari
gangguannya, baik gangguan dari kata-kata maupun dari perbuatan fisik.
(b) Menempatkan tetangga (yang miskin) dalam skala prioritas
pembagian zakat.
(c) Memberi
salam jika berjumpa.
(d) Menghadiri
undangannya.
(e) Menjenguk
tetanggga yang sakit.
(f) Melayat
atau mengantar jenazah tetangga yang meninggal dunia.
(g) berempati
kepada tetangga
D.
Nabi Muhammad
saw. Diutus Untuk Menyempurnakan Akhlak
Allah SWT. memiliki maksud tertentu menciptakan
umat manusia, yaitu sebagai khalifah (penguasa, pengatur) bumi dalam rangka
ikhlas beribadah kepadaNya. Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan
memiliki hawa nafsu. Hawa nafsu inilah yang mendorong manusia untuk selalu
dinamis berubah ke segala arah. Dengan hawa nafsu manusia dapat memrubah dunia
ke zaman modern seperti saat ini dan akan terus berkembang ke masa yang lebih
modern di masa yang akan datang. Dan hawa nafsu pula jika tanpa dikendalikan
sebagai pendorong kuat untuk memunculkan perbuatan-perbuatan tercela dan
kerusakan-kerusakan di muka bumi.
Kecenderungan hawa nafsu yang tak terkontrol
sehingga banyak melahirkan perbuatan-perbuatan maksiat dan kerusakan-kerusakan
di muka bumi telah lama dikhawatirkan oleh para malaikat ketika Allah
mengutarakan maksudnya kepada para malaikat bahwa Allah akan menciptakan
makhluk manusia sebagai khalifah (penguasa, pengatur) di muka bumi. Dan
kekhawatiran malaikat ini telah terbukti, betapa kita saksikan, berapa banyak
manusia tanpa dosa terbunuh baik oleh pribadi-prabadi atau perang yang
menghancurkan sendi-sendi kemanusiaan. Berapa banyak kemaksiatan terjadi
disekitar kita, dikerjakan dengan terang-terangan tanpa malu-malu: berjudi,
mabuk-mabukan, berzina, merampas harta orang lain tanpa hak dari pencurian
kelas teri hingga korupsi yang menelan harta masyarakat trilyunan rupiah dan
beragam kemaksiatan lainnya hingga mengganggu sendi-sendi kehidupan normal di
masyarakat, kesemuanya terus menerus terjadi hingga saat ini. (Lebih jauh
tentang nafsu manusia akan kami bahas dalam tulisan tersendiri, insya Allah).
Kerusakan akhlak terus terjadi merajalela.
Akankah nafsu angkaramurka akan terus kita perturutkan? Jawabnya tanyakanlah
pada diri sendiri. Jangan mudah menyalahkan pihak lain, karena setiap kita
adalah bernafsu.
Dan ini adalah salah satu alasan mengapa Allah
menurunkan Muhammad SAW. di tengah-tengah manusia. Tiada lain untuk membimbing nafsu manusia bagaimana seharusnya ia
dibimbing, dikendalikan dan diarahkan.
Rasulullah SAW. bersabda:
إنما
بعثت لأتم صالح الاخلق
”Sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholeh”. (HR: Bukhari dalam shahih
Bukhari kitab adab, Baihaqi dalam kitab syu’bil Iman dan Hakim).
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّه كَثِيرًا
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah”. (Al-Ahzab: 21)
E.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Seseorang Dalam Berakhlak
1.
Genetik / turunan
Akhlak: jati
diri/karakter yang menyertai manusia di manapun ia berada, oleh karenanya
keteladanan orang tua (rumah tangga) sangatlah mempengaruhi terhadap
perkembangan akhlak anak-anaknya. Di sadari atau tidak bahwa apa yang dilakukan
oleh orang tua (ayah, ibu, dan lainnya) telah menuntun kepada sikap dan
perilaku anak-anaknya. Dan ketahuilah bahwa proses pendidikan lebih banyak
dinikmati oleh anak melalui mata, yakni mencapai 83%, dan hanya 11% melalui
telinga atau nasehat, sedangkan 6% lainnya melalui keterampilan. Dengan
demikian orang sering mengatakan buah tidak akan jauh jatuh dari pohonnya.
2.
Sisi psikologis : Al-nafsiyah / kejiwaan
Secara
psikologis bahwa yang turut mempengaruhi pembentkan akhlak adalah berasal dari
dalam diri anak itu sendiri. Hal ini terbentuk oleh faktor pengalaman dan
kesadaran anak dalam kehidupan rumah tangga. Semakin baik kebiasaan rmah
tangganya dalam pergaulan keseharian, maka semakin baik pula akhlak
anak-anaknya, sebaliknya semakin rusak akhlak dalam rumah tangganya, maka
semakin banyak kecenderungan memiliki akhlak yang buruk pula.
3.
Faktor social / lingkungan : Syariah Ijmaiyah
Faktor
lingkungan tidak kalah pentingnya dalam pembentukan akhlak, semakin baik
lingkungan hidup anak, maka semakin baik pula kemungkinan akhlaknya. Pepatah
klasik mengatakan “bahwa dekat pandai besi maka akan kepercikan apinya, dan
dekat orang menjual minyak wangi maka akan keciupan baunya.
4.
Nilai Islami yang tertanam dalam dirinya
Gaya
hidup seorang manusia / muslim yang dilandaskan dengan al-qur’an dan as-sunnah,
akan terbentuk akhlak yang islami. Karena hal yang demikian itu akan menunjukkan
apa yang baik di mata Allah dan rasulnya, Baik dimata Allah adalah; Takwa dan
sabar kepada Allah - mengabdi, selalu tunduk dan patuh kepada perintah-Nya,
Berserah diri dan tawakkal kepada Allah, pandai bersyukur, Ikhlas dalam semua
peristiwa yang terjadi dalam dirinya, serta khouf / takut dan Radja atau penuh
harap.
Sedangkan
Akhlak baik untuk Rasullullah : Ikhlas dalam melakukan sesatu yang disunnahkan,
beriman kepada Rasul, selalu mengucapkan shalawat dan salam serta taat dan
cinta kepada Rasul, mempercayai kepada semua berita yang disampaikan Rasul
serta menghidupkan sunnahnya.
Faktor yang
mempengaruhi seseorang berakhlak mulia:
1.
Perintah Allah dan Rasulnya
2.
Mengikuti sunahnya, karena tujuan diutusnya
Rasulullah saw. (QS. Al-Ahzab:21)
3.
Sebagai bukti eksistensi keimanan
4.
Sebagai kunci dakwah
5.
Takut atas ancaman Allah (QS. as-Shaaf:2-3)
6.
Sebagai kunci komunikasi untuk mendapatkan
kepercayaan
Faktor-Faktor
Yang Membuat Orang Enggan Berakhlak Mulia
1.
Tidak ada keinginan mempertebal iman
2.
Sudah menjadi kebiasaannya di waktu kecil
3.
Tertutupnya hati
Daftar Pustaka
Muhammad
Fu’ad, dkk, Terjemahan Al Lu’lu’ Marjan, Surabaya: Al-Ikhlas, 1993
http://masbadar.com/2008/06/25/karakteristik-akhlaqul-karimah/
2 komentar:
Ijin ser gan , Info obat Pasca Operasi. Obat Luka Operasi Caesar Yang Aman Untuk Ibu Menyusui
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) mengumumkan secara resmi rencana seleksi guru PPPK - PNS tahun 2022
menyatakan, guru honorer yang SDH mengabdi lama bisa menjadi Aparatur Sipil Negara ( ASN) lewat skema Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak PPPK Dan PNS
"Kemendikbud akan menyediakan materi pembelajaran secara daring untuk membantu tenaga HONORER mempersiapkan diri sebelum ujian seleksi penerimaan pegawai kontrak PPPK sampai PNS
Dan khusus untuk teman2 Honorer yang sudah mengabdi lama yang ingin masuk prioritas pengangkatan langsung lulus Tes PPPK Dan CPNS - PNS bisa m'hubungi staf direktur aparatur sipil negara bapak hj Gunawan dafit semoga beliau bisa bantu,
Dan Alhamdulillah sekali lagi terima kasih kepada staf direktur aparatur sipil negara
BPK Drs hj Gunawan dafit semoga bapak sehat selalu dan diberi umur panjang semoga kredibel kinerja bpk selalu meningkat dari tahun" kemarin, bagi teman teman yang ada masalah di bidan guru dan kepegawaian pemerintahan silahkan hub BPK dafit no hp beliau ☎️ 081249264549 semoga beliau bisa bantu dari segala masalah anda seperti yang saya alami kemarin, semoga petunjuk dari saya ini bisa jadi motivasi anda dan bisa jadi amal ibadah saya sekeluarga amin. Terima kasih
Posting Komentar