A.Model Supervisi Pendidikan
Model
berasal dari Bahasa Inggris Modle,
yang bermakna bentuk
ataukerangka sebuah konsep, atau pola.Harjanto (2006) mengartikan modelsebagai
kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuandalam melakukan
suatu kegiatan. Raulerson (dalam Harjanto, 2006) mengartikan model diartikan
sebagai "a set of parts united by some form of interaction" (artinya:
suatu perangkat dari bagian-bagian yang diikat atau dipersatukan oleh beberapa
bentuk hubungan saling mempengaruhi).Khusus dalam bahasan ini adalah model yang
berkaitan supervisi,penulis lebih tepat menggunakan istilah acuan yang dipakai
dalammelaksanakan sepervisi. Sahertian (2000) membagi model supervisi
menjaditiga bentuk: a) model konvensional (tradisional), b) model ilmiah, dan
(c)model klinis dan d) model artistik.
a)
Model konvensional (tradisional)
Model ini
tidak lain dari refleksi dari kondisi masyarakat pada suatu saat.Pada saat
kekuasaan yang otoriter dan feodal, akan berpengaruh padasikap pemimpin yang
otokrat dan korektif. Pemimpin cenderung untukmencari-cari kesalahan.Perilaku
supervisi ialah mengadakan inspeksiuntuk mencari kesalahan dan menemukan
kesalahan.Kadang-kadangbersifat memata-matai.Perilaku seperti ini disebut
snoopervision(memata-matai).Sering disebut supervisi yang korektif.Memang
sangatmudah untuk mengoreksi kesalahan orang lain, tetapi lebih sulit
lagi"untuk melihat segi-segi positif dalam hubungan dengan hal-hal
yangbaik.Pekerjaan seorang supervisor yang bermaksud hanya untukmencari kesalahan
adalah suatu permulaan yang tidak berhasil.Mencari-cari kesalahan dalam
membimbing sangat bertentangan denganprinsip dan tujuan supervisi pendidikan.
Akibatnya guru-guru merasatidak puas dan ada dua sikap yang tampak dalam
kinerja guru: 1) Acuhtak acuh (masa bodoh), dan (2) Menantang (agresif).Praktek
mencari kesalahan dan menekan bawahan ini masih tampaksampai saat ini. Para
pengawas datang ke sekolah dan menanyakanmana satuan pelajaran. Ini salah dan
seharusnya begini.Praktek-praktek supervisi seperti ini adalah cara memberi
supervisi yangkonvensional. Ini bukan berarti bahwa tidak boleh menunjukkankesalahan.Masalahnya
ialah bagaimana cara kita mengkomunikasikanapa yang dimaksudkan sehingga para
guru menyadari bahwa dia harusmemperbaiki kesalahan. Para guru akan dengan
senang hati melihat danmenerima bahwa ada yang harus diperbaiki. Caranya harus
secara taktispedagogis atau dengan perkataan lain, memakai bahasa
penerimaanbukan bahasa penolakan.
b)
Model Supervisi Ilmiah
Supervisi
yang bersifat ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1)
Dilaksanakan secara berencana dan kontinu;
(2)
Sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu;
(3)
Menggunakan instrumen pengumpulan data;
(4) Ada
data yang objektif yang diperoleh dari keadaan yang riil.
Dengan
menggunakan merit
rating, skala penilaian
atau checklist lalupara siswa atau mahasiswa menilai proses kegiatan
belajar-mengajarguru/dosen di kelas. Hasil penelitian diberikan kepada
guru-guru sebagaibalikan terhadap penampilan mengajar guru pada cawu atau
semesteryang lalu.Data ini tidak berbicara kepada guru dan guru yangmengadakan
perbaikan.Penggunaan alat perekam data ini berhubunganerat dengan
penelitian.Walaupun demikian, hasil perekam data secarailmiah belum merupakan
jaminan untuk melaksanakan supervisi yanglebih manusiawi.
c)
Model Supervisi Klinis
Supervisi
klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan padapeningkatan mengajar dengan
melalui siklus yang sistematik, dalamperencanaan, pengamatan serta analisis
yang intensif dan cermattentang penampilan mengajar yang nyata, serta bentujuan
mengadakanperubahan dengan cara yang rasional.Supervisi klinis adalah proses
membantu guru-guru memperkecilkesenjangan antara tingkah laku rnengajar yang
nyata dengan tingkahlaku mengajar yang ideal. Lebih lengkap tentang supervisi
klinis dalamuraian tersendiri.
d)
Model Supervisi Artistik
Mengajar
adalah suatu pengetahuan (knowledge), mengajar itu suatuketerampilan (skill),
tapi mengajar juga suatu kiat (art).Sejalan dengantugas mengajar supervisi juga
sebagai kegiatan mendidik dapatdikatakan bahwa supervisi adalah suatu
pengetahuan, suatu keterampilan dan juga suatu kiat.Supervisi itu menyangkut
bekerja untuk orang lain (working for the others), bekerja dengan orang lain
(working with the others), bekerjamelalui orang lain (working through the
others). Dalam hubunganbekerja dengan orang lain maka suatu rantai hubungan
kemanusiaanadalah unsur utama. Hubungan manusia dapat tercipta bila ada
kerelaanuntuk menerima orang lain sebagaimana adanya. Hubungan itu dapattercipta
bila ada unsur kepercayaan.Saling percaya saling mengerti,saling menghormati,
saling mengakui, saling menerima seseorangsebagaimana adanya.Hubungan tampak
melalui pengungkapan bahasa,yaitu supervisi lebih banyak.
B.Pendekatan Supervisi Pendidikan
Pendekatan
berasal dari kata approad
adalah cara mendekatkan
dirikepada objek atau langkah-langkah menuju objek. Sudjana (2004)
membagipendekatan supervisi menjadi dua, yaitu: pendekatan langsung
(directcontact) dan pendekatan tidak langsung (indirect contact).
a.
Pendekatan langsung (direktif)
Pendekatan
direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yangbersifat langsung.
Supervisor memberikan arahan langsung, sudah tentupengaruh perilaku supervisor
lebih dominan.Pendekatan direktif iniberdasarkan pada pemahaman terhadap
psikologis behauioristis.Prinsipbehaviorisme ialah bahwa segala perbuatan
berasal dari refleks, yaiturespons terhadap rangsangan/ stimulus. Oleh karena
guru memilikikekurangan, maka perlu diberikan rangsangan agar ia bisa
bereaksilebih baik. Supervisor dapat menggunakan penguatan (reinforcement)atau
hukuman (punishment).Pendekatan seperti ini dapat dilakukandengan perilaku
supervisor seperti berikut ini.
1)
Menjelaskan,
2)
Menyajikan,
3)
Mengarahkan,
4) Memberi
contoh,
5)
Menerapkan tolok ukur, dan
6)
Menguatkan.
b.
Pendekatan tidak langsung (Non-Direktif)
Yang
dimaksud dengan pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalahcara pendekatan
terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung.Perilaku supervisor tidak
secara langsung menunjukkan permasalahan,tapi ia terlebih dulu mendengarkan
secara aktif apa yang dikemukakanoleh guru. Ia memberi kesempatan sebanyak
mungkin kepada guruuntuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami.
Pendekatannon-direktif ini berdasarkan pada pemahaman psikologis
humanistik.Psikologi humanistik sangat menghargai orang yang akan dibantu.
Olehkarena pribadi guru yang dibina begitu dihormati, maka ia lebih
banyakmendengarkan permasalahan yang dihadapi guru-guru. Gurumengemukakan
masalahnya. Supervisor mencoba mendengarkan, dan memahami apayang dialami.
Perilaku supervisor dalam pendekatannon-direktif adalah sebagai berikut.
1)
Mendengarkan,
2) Memberi
penguatan,
3)
Menjelaskan,
4)
Menyajikan, dan
5)
Memecahkan masalah.
Pendekatan
kolaboratif
Pendekatan
kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan carapendekatan direktif dan
non-direktif menjadi suatu cara pendekatanbaru. Pada pendekatan ini, baik
supervisor maupun guru bersama-samabersepakat untuk menetapkan struktur proses
dan kriteria dalammelaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi
guru.Pendekatan ini didasarkan pada psikologi kognitif. Psikologi
kognitifberanggapan bahwa belajar adalah perpaduan antara kegiatan
individudengan lingkungan yang pada gilirannya akan berpengaruh dalampembentukan
aktivitas individu. Dengan demikian, pendekatan dalamsupervisi berhubungan pada
dua arah; dari atas ke bawah dan daribawah ke atas.Perilaku supervisor dalam
pendekatan ini adalah sebagaiberikut.
1)
Menyajikan
2)
Menjelaskan
3)
Mendengarkan
4)
Memecahkan masalah
5)
Negosiasi
Ketiga
macam pendekatan itu dilakukan dengan melalui tahap-tahapkegiatan pemberian
supervisi sebagai yaitu:
1)
Percakapan awal (pre-conference)
2)
Observasi
3)
Analisis/interpretasi
4)
Percakapan akhir(pasconference)
5)
Analisis akhir
6) Diskusi
Teknik
Supervisi
Teknik
adalah suatu metode atau cara melakukan hal-hal tertentu.Suatu teknik yang baik
adalah terampil dan cepat menurut ( Hariwung1989). Seorang supervisor harus
memilih teknik-teknik khusus yang serasi.Teknik sebagai suatu metode atau cara
melakukan hal-hal tertentu. Suatuteknik yang baik adalah terampil dan cepat;
teknik dipakai menyelesaikantugas yang dikerjakan sesuai rencana, spesifikasi
atau tujuan yang dikaitkandengan teknik yang bersangkutan.Jadi teknik supervisi
adalah cara-cara khusus yang digunakan untuk menyelesaikan tugas supervisi
dalam mencapai tujuan tertentu.Teknik supervisi adalah atat yang digunakan oleh
supervisor untukmencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat
melakukanperbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
Tekniksupervisi dapat dibadi atas dua sifat,(a) Indivdual dan (b) Kelompok.
TeknikIndividual adalah teknik yang dilaksanaan oleh seorang guru oleh
dirinyasendiri, sedangkan kelompok adalah dilakukan oleh beberapa orang
ataubersama.
Teknik
individual terdiri atas:
a) Kunjungan kelas,
Teknik ini dengan observasi kelas
sama-sama dilakukan di ruang kelas,tetapi tidak sama. Perbedaannya dapat kita
lihat pada tujuan dari teknikini dimana tujuannya untuk (1) membantu guru yang
belumberpengalaman,(2) membantu guru yang sudah berpengalaman
tentangkekeliruanyang dilakukannya,(3) membantu guruyang baru
pindah,(4)membantu melaksanakan proyek pendidikan,(5) mengamati prilaku
gurupengganti,(6) mendengarkan nara sumber mengajar,(7) mengamati timpengajar,
(8) mengamati cara mengajar bidang-bidang studi istimewa,serta (9) membantu
menilai pemakaian media pendidikan baik yangberu atau pun yang canggih.
b) Observasi kelas,
Teknik observasi kelas dilakukan pada saat
guru mengajar. Supervisormengobservasi kelas dengan tujuan untuk memperoleh
data tentangsegala sesuatu yang terjadi proses belajar mengajar. Data ini
sebagaidasar bagi supervisor melakukan pembinaan terhadap guru yang
diobservasi. Tentang waktu supervisor
mengobservasi kelas ada yangdiberitahu dan ada juga tidak diberi tahu
sebelumnya, tetapi setelahmelalui izin supaya tidak mengganggu proses belajar
mengajar.
c) Percakapan pribadi,
Dialog yang dilakukan oleh guru dan
supervisornya, yang membahastentang keluha-keluhan atau kekurangan yang
dikuakan oleh gurudalam bidang mengajar, di mana di sini supervisor dapat
memberikanjalan keluarnya.
d) Inter visitasi,
Teknik ini dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang masih kurang majudengan menyuruh beberapa orang guru untuk mengunjungi
sekolahsekolahyang ternama dan maju dalam pengelolaannya untukmengetahui
kiat-kiat yang telah diambil sampai seekolah tersebut maju.
e) Penyeleksi berbagai sumber
materi untuk belajar,
Cara untuk mengikuti perkembangan keguruan
kita, ialah dengan berusaha mengikuti perkembangan itu melalui kepustakaan
profesional,dengan mengadakan "profesional reading ". Ini digunakan
untukmenambah pengetahuan dan meningkatkan situasi belajar mengajar
yang lebih baik.
f) Menilai diri sendiri.
Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing
yang mana inidapat memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan
supervisortersebut,yang akhirnya akan memberikan nilai positif bagi
kegiatanbelajar mengajar yang baik. Menilai diri sendiri merupakan tugas
yangtidak mudah bagi guru, karena suatu pengukuran terbalik karena selamaini
guru hanya menilai murid-muridnya. Ada beberapa cara atau alatyang dapat
digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain membuatdaftar pandangan atau
pendapat yang disampaikan kepada murid-muriduntuk menilai pekerjaan atau suatu
aktivitas guru di muka kelas. Yaitudengan menyususun pertanyaan yang tertutup
maupun terbuka, tanpaperlu menyebutkan nama siswa.
g) Supervisi yang memakai pendapat
para siswa.
Teknik ini adalah dengan menanyakan kepada
siswa tentang belajarmengajar dan materi yang telah diajarkan.Hal ini
dimaksudkan untukmenilai bagaimana hasil mengajar untuk peningkatan kualitas
dalammengajar.
Teknik
kelompok terdiri atas:
a)
Pertemuan orientasi bagi guru baru,
Pertemuan itu ialah salah satu daripada pertemuan
yang bertujuankhusus mengantar guru untuk memasuki suasana kerja yang
baru.Pertemuan orientasi ini bukan saja guru baru tapi juga seluruh staf
guru.Hal-hal yang disajikan dalam pertemuan orientasi ini meliputi :
1) Sistem kerja dari sekolah itu
Biasanya dilaksanakan melalui percakapan
bersama, yang dapatjuga diselingi dengan pengenalan physik dan saling
diskusibersama yang disebut juga a round table discussion.
2) Proses dan mekanisrne administrasi dan
organisasi sekolah.
3) Biasanya diiringi dengantanya jawab dan
penyajian seluruhkegiatan dan situasi sekolah.
4) Sering juga pertemuan orientasi ini
diikuti dengan tindak lanjutdalam bentuk diskusi kelompok, lokaarya selama
beberapa hari,sepanjang tahun.
5) Ada juga melalui perkunjungan ke
tempat-tempat tertentumisalnya pusat-pusat industri, atau obyek-obyek sumber
belajar.
6) Salah satu ciri yang sangat berkesan
bagi pembinaan segi social dalam orientasi ini ialah makan bersama.
7) Juga tempat pertemuan turut juga
mempengaruhi orientasi itu.
8) Aspek lain yang membantu terciptanya
suasana kerja, ialahbahwa guru baru itu tidak merasa asing tetapi ia merasa
diterimadalam kelompok guru lain.Pertemuan orientasi ini merupakan juga jumpa
untuk merencanakanprogram sekolah yang berhubungan dengan pembinaan guru
dalamproses belajar mengajar.
b)
Panitia Penyelenggara,
Suatu kegiatan bersama biasanya perlu
diorganisasi.Untukmengorganisasi sesuatu tugas bersama, ditunjuk beberapa
orangpenanggungjawab pelaksana.Para pelaksana yang dibentuk untukmelaksanakan
sesuatu tugas yang lazim sebut panitia penyelenggara.Panitia ini dalam
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sekolahkepadanya, banyak mendapat
pengalaman-pengalaman kerja. Pengalaman dalam usaha lencapai tujuan, pengalaman
dalam mengerticara bekerja sama dengan orang lain, pengalaman yang
berhubungandengan tugas yang dibebankan. Berdasarkan pengalaman-pengalamanitu
guru-guru dapat bertambah dan bertumbuh daprofesi mengajarnya.
c)
Rapat Guru,
Rapat guru berbeda dengan pertemuan pormal
karena pada rapat inisemua guru yang ada pada sekolah tersebut hadir.Dalam
rapat inibiasanya dibicarakan masalah pengajaran, dan kepala sekolah
besertawakilnya sebagai supervisor. Namun kadang pelaksanaan rapat
tersebutdikelola oleh suatu panitia guru atau tim penasehat kepala sekolah.Tujuan
utamanya adalah untuk memperbaiki kualitas personal danprogram sekolah; dan
juga memberikan kesempatan untuk berpikirkoopratif, merencanakan staf,
mendorong orang untuk berbicara dandapat mengenal sekolah secara keseluruhan.
d)
Tukar menukar pengalaman,
Rapat guru berbeda dengan pertemuan pormal
karena pada rapat inisemua guru yang ada pada sekolah tersebut hadir.Dalam
rapat inibiasanya dibicarakan masalah pengajaran, dan kepala sekolah
besertawakilnya sebagai supervisor. Namun kadang pelaksanaan rapat tersebutdikelola
oleh suatu panitia guru atau tim penasehat kepala sekolah.Tujuan utamanya
adalah untuk memperbaiki kualitas personal danprogram sekolah; dan juga
memberikan kesempatan untuk berpikirkoopratif, merencanakan staf, mendorong
orang untuk berbicara dandapat mengenal sekolah secara keseluruhan.
e)
Lokakarya,
Lokakarya ini dengan cara mendatangkan
para ahli-ahli pendidikanuntuk mendiskusikan masalah-masalah pendidikan. Ketika
itu guru-gurudapat mengambil kesimpulan dari apa yang dibicarakan. Teknik iniadalah
usaha untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan bekerjasama baik mengenai
masalah-masalah teoritis maupun prakltis denganmaksud untuk meningkatkan
kualitas hidup secara umum dan kualitasprofesional secara khususnya.Workshop
atau lokakarya salah diantara satu metode yang dapatditempuh pengawas dalam
melakukan supervisi manajerial.Metode initentunya bersifat kelompok dan dapat
melibatkan beberapa kepalasekolah, wakil kepala sekolah dan/atau perwakilan
komite sekolah.Penyelenggaraan workshop ini tentu disesuaikan dengan tujuan
atauurgensinya, dan dapat diselenggarakan bersama dengan Kelompok KerjaKepala
Sekolah atau organisasi sejenis lainnya. Sebagai contoh,
pengawas dapat mengambil inisiatif untuk
mengadakan workshoptentang pengembangan KTSP, sistem administrasi, peran
sertamasyarakat, sistem penilaian dan sebagainya.
f)
Diskusi panel,
Teknik ini dilakukan dihadapan guru oleh
para pakar dari bermacamsudut ilmu dan pengalaman terhadap suatu masalah yang
telahditetapkan. Mereka akan melihat suatu masalah itu sesuai denganpandangan
ilmu dan pengalaman masing-masing sehingga guru dapatmasukan yang sangat
lengkap dalam mnenghadapi atau memecahkansuatu masalah. Manfaat dari kegiatan
ini adalah lahirnya sifat cekatandalam memecahkan masalah dari berbagai sudut
pandang ahli.
g)
Seminar, Simposium,
Kegiatan mendatangkan seorang ahli
pendidikan untuk membahasmasalah pendidikan.Simposium menyuguhkan pidato-pidato
pendekyang meninjau suatu topik dari aspek-aspek yang berbeda.Penyuguhpidato
biasanya tiga orang dimana guru sebagai pengikut diharapkandapat mengambil
bekal dengan mendengarkan pidato-pidato tersebut.
h)
Demontrasi mengajar.
Usaha peningkatan belajar mengajar dengan
cara mendemonstrasikancara mengajar dihadapan guru dalam mengenalkan berbagai
aspekdalam mengajar di kelas oleh supervisor.
I) Perpustakaan profesional,
Perpustakaan professional sekolah
merupakan sumber informasi yang sangat membantu kepada pertumbuhan
keprofesionalan personil pengajar di sekolah.Perpustakaan professional
menyediakan sumber informasi, selain itu juga sebagai rangsangan bagi kepuasan
pribadi.Buku-buku tentang pandangan professional, bacaan suplementer yang lebih
baru, dan majalah professional yang banyak jumlahnya itu hendaknya tersedia
bagi semua guru.
j) Buletin supervisi,
Suatu media yang bersifat cetak dimana
disana didapati peristiwaperistiwa pendidikan yang berkaitan dengan cara-cara
mengajar,tingkahlaku siswa,dan sebagainnuya.Diharapkan ini dapat membantu
guruuntuk menjadi lebih baik.
k) Membaca langsung,
Kegiatan ini dilakukan guru secara
perseorangan, dimana guru membacabuku-buku pendidikan yang akan membantu guru
tersebut.
l) Organisi profesi,
Organisasi profesi guru di Indonesia
adalah PGRI (Persatuan GuruRepublik Indonesia), sedangkan dosen mempunyai
organisasi profesitersendiri yaitu ADI (Asosiasi Dosen Indonesia). PGRI adalah
lembagaprofesi yang melindungi guru secara lembaga dalam segala sesuatuyang
akan merusak citra guru baik dari dalam maupun dari luaranggotanya. Lembaga ini
sekaligus memperjuangkan hak dankewajibannya secara hukum kepada semua pihak
yang langsung atautidak langsung berhubungan dengan guru.Hal ini penting
untukmenjaga agar guru tidak terganggu pekerjaan pokoknya sehar-hari.Adalah
suatu cara dimana guru-guru melakukan kunjungan ke sekolah-sekolahuntuk memperkaya
pengalaman belajar mengajar terutamabagi guru-guru yang mengalami masalah dalam
tugas, sehingga merekamendapatkan semacam selingan atau refresssing setelah
melakukanpekerjaan rutin mereka di sekolah.Dengan cara ini diharapkan mendorong
pertumbuhan jabatan dankegairahan bekerja dengan sumber-sumber penglaman yang
baru.
m) perjalanan sekolah.
Suatu tempat dimana guru-guru dapat
memperoleh sumber-sumbermateri untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
rangkainsevice training.
n) Mengikuti kursus
Teknik ini dilakukan oleh guru untuk
meningkatan pengetuan danketerapilan mereka dalam mengajar agar tidak monoton.
o) Supervisi Sebaya (Peer Supervising)
Sejajar dengan prinsip metodelogi belajar
mangajar bahwa anak yangpintar diperbolehkan membantu teman-temannya dalam
belajarwalaupun ia tidak berhak dalam menilai keberhasilan guru yang
dibantu.Teknik ini sangat berguna dalam share pengalaman guru dari
temanseprofesi dalam bidangnya. Mereka akan mendapatkan kiat-kiat yangada pada
masing-masing teman terutama pada materi materi sulit.
p) Supervisi dengan pemanfaatan Alat Elektronika
Teknik ini memanfaatkan alat-alat
elektronika yang dapat menangkapgambar-gambar secara kontinyu dan dapat merekam
suara.Biladiadakan supervisi kita supervisor hanya mengoperasikan saja
alat-alattersebut.Alat ini tidak mengganggu kewajaran proses belajar mengajar.
q) Pemanfaatan Nara Sumber
Sumber yang dapat memberikan pendalaman
dan perluasan ilmu secaralangsung, dengan kemungkinan untuk berinteraksi dan
memberikanpenjelasan secukupnya, berupa seorang ahli yang dapat
didatangkansebagai nara sumber (resource person).
Supervisi manajerial
Dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah diisyaratkan bahwa pengawas sekolah dituntut untuk menguasai
kompetensi supervisi manajerial.
Esensi dari supervisi
manajerial adalah berupa kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan terhadap
kepala sekolah dan seluruh elemen sekolah lainnya di dalam mengelola,
mengadministrasikan dan melaksanakan seluruh aktivitas sekolah, sehingga dapat
berjalan dengan efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan sekolah serta
memenuhi standar pendidikan pendidikan nasional.
Merujuk pada tulisan
yang dipublikasan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.Depdiknas (2008), di bawah
ini disajikan beberapa metode supervisi manajerial yang dapat dikembangkan oleh
para pengawas sekolah.
Metode supervisi
manajerial:
1. Monitoring dan
Evaluasi
2. Refleksi dan Focused Group Discussion
3. Metode Delphi
4. Workshop
Supervisi
akademik
Supervisi
Akademik (1305) dapat sekolah gunakan sebagai perangkat evaluasi
diri sekolah yang selanjutnya menjadi bahan pertimbangan pengawas.
Pada supervisi akademik terdapat dua dimensi kegiatan yang dapat disupervisi
yaitu dimensi manajerial dan pedagogis.
Pada dimensi manajerial, kegiatan pemantauan,
pembinaan, dan penilaian penerapan delapan standar nasional pendidikan
berurusan dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, pemantauan mutu pelaksanaan,
dan perbaikan kegiatan berkelanjutan mengenai kegiatan pembelajaran.
Pemantauan,pembinaan, dan penilaian dalam menerapkan
delapan standar pendidikan nasional dari sisi akademik menyangkut bagaimana
pendidik memfasilitasi siswa belajar. Hal ini berkaitan dengan pemahaman dan
keterampilan pendidik dalam memfasilitasi siswa belajar.Mengukur pemahaman
konsep pedagogis dalam perencanaan belajar, pelaksanaan, dan evaluasi.
Langkah Kegiatan
Supervisi akademik dapat mengitegrasikan tiga tugas
pokok pengawas yaitu memantau, membina, dan menilai. Pelaksanaan
pemantauan meliputi tiga langkah utama yaitu (1) Pra-pemantauan (2)
Pelaksanaan pemantauan (3) Refleksi dan Pembinaan.
Supervisi Klinis
Supervisi
Klinis yaitu bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar
dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta
analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta
bertujuan mengadakan
perubahan dengan cara yang
rasional.
Supervisi klinis adalah
proses membantu guru-guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar
yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Hal sangat mendukung PP 22
Tahun 2006, tentang Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah,
yang mengaruskan guru taat asas terhadap isi mata pelalajaran yang
diajarkannya.
Karakteristik supervisi
klinis diberikan oleh Bafadal (2004) sebagai
berikut.
1) Supervisi klinis
berlangsung dalam bentuk hubungan tatap muka
antara supervisor dan
guru;
2) Tujuan supervisi klinis
adalah untuk pengembangan profesional
guru;
3) Kegiatan supervisi
klinis ditekankan pada aspek-aspek yang
menjadi perhatian guru
serta observasi kegiatan pengajaran di
kelas;
4) Observasi harus
dilakukan secara cermat dan mendetail;
5) Analisis terhadap hasil
observasi harus dilakukan bersama antara
supervisor dan guru, serta
6) Hubungan antara
supervisor dan guru harus bersifat kolegial
bukanotoritarian.
tahap dalamproses
supervisi klinis, yaitu:
(2) tahap observasi
mengajar, dan
(3) tahapevaluasi dan
analisis (pertemuan balikan).
1 komentar:
Sangat Membantu.. Terima Kasih Berkah Ilmunya..
Posting Komentar